Close sites icon close
Search form

Cari untuk di situs negara.

Profil negara

Situs web negara

UNHCR: Kekerasan Meningkat di El Fasher, Sudan, Ribuan Orang Terpaksa Mengungsi

Catatan Pengarahan

UNHCR: Kekerasan Meningkat di El Fasher, Sudan, Ribuan Orang Terpaksa Mengungsi

Berikut ringkasan dari pernyataan Kepala Kantor Sub-UNHCR di Port Sudan, Jacqueline Wilma Parlevliet, yang disampaikan dalam konferensi pers di Palais des Nations, Jenewa.
30 Oktober 2025 Tersedia juga dalam:
Keluarga pengungsi dari El Fasher berbaris untuk menerima bantuan makanan

Keluarga-keluarga yang baru saja mengungsi dari El Fasher berbaris untuk menerima bantuan makanan bersama para penduduk lama di Omdurman, kota terbesar kedua di Sudan.

JENEWA – UNHCR, Badan PBB untuk Urusan Pengungsi, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kekerasan brutal di El Fasher, ibu kota wilayah Darfur Utara, Sudan. Kekerasan ini telah memaksa ribuan warga sipil melarikan diri, sementara banyak lainnya masih terjebak di dalam kota dan tak punya banyak pilihan.

Laporan menunjukkan bahwa Rapid Support Forces (RSF) telah memasuki kota, memicu ketakutan besar di antara warga yang telah bertahan dari pengepungan dan konflik selama lebih dari 500 hari.

Diperkirakan sekitar 26.000 orang telah meninggalkan El Fasher dalam beberapa hari terakhir. Warga yang melarikan diri menghadapi perjalanan penuh bahaya, melewati pos pemeriksaan bersenjata, pemerasan, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang, penjarahan, pelecehan, serta pelanggaran berat hak asasi manusia, demi mencapai tempat yang aman.

Kesaksian dari para pengungsi yang tiba di kota Tawila, sekitar 50 kilometer dari El Fasher, menunjukkan bahwa krisis kemanusiaan dan perlindungan yang sudah kritis, kini semakin memburuk dengan cepat.

Gelombang pengungsian tambahan juga dilaporkan terjadi di berbagai wilayah Darfur Utara, dan diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Sebagian bahkan akan menyeberang ke Chad, di mana UNHCR dan mitra telah bersiap untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi baru.

Di antara pelanggaran serius yang dilaporkan, terdapat kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan oleh kelompok bersenjata, baik saat penyerangan maupun selama mereka berusaha mengungsi. Laporan juga menyebut adanya eksekusi brutal di El Fasher. UNHCR sangat prihatin terhadap kondisi kelompok rentan lainnya, termasuk penyandang disabilitas.

UNHCR mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan, terutama serangan terhadap warga sipil di jalur pengungsian. Warga sipil tidak boleh dijadikan sasaran, dan keamanan mereka harus dijamin.

Kami juga menyerukan agar akses kemanusiaan yang aman, bebas hambatan, dan segera diberikan kepada petugas kemanusiaan agar dapat menjangkau masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan. Kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional adalah kewajiban, bukan pilihan.

Di Tawila, UNHCR dan mitra melaporkan bahwa banyak keluarga—terutama anak-anak—tiba dalam kondisi kurang gizi, sakit, dan trauma setelah perjalanan yang sangat berisiko. UNHCR memberikan bantuan penyelamatan jiwa dan layanan dasar, termasuk tempat tinggal, kebutuhan pokok, bantuan tunai, serta konseling di pusat komunitas terpadu. UNHCR juga melakukan asesmen perlindungan individual bagi pengungsi baru yang paling rentan.

Ribuan paket bantuan rumah tangga telah siap didistribusikan di Nyala, Darfur Selatan, menunggu akses yang aman. UNHCR juga berencana menyalurkan paket profilaksis pascapaparan (PEP) dan kebutuhan penting lainnya dari Farchana, Chad, menuju Tawila dan Dar Zagawa untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.

Dengan komunikasi yang sangat terbatas, sulit untuk memperoleh informasi terbaru dari warga yang masih berada di El Fasher. Situasi keamanan yang tidak menentu juga menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan, meninggalkan ribuan warga yang terjebak tanpa makanan, air, dan layanan medis.

Di wilayah Kordofan Utara, pola kekerasan dan pelanggaran hak asasi yang serupa juga dilaporkan oleh para penyintas, terutama setelah jatuhnya kota Bara, yang menyebabkan ribuan orang kembali mengungsi di dalam wilayah tersebut. UNHCR juga mengkhawatirkan kemungkinan pengepungan kota El Obeid, yang menampung puluhan ribu pengungsi internal, karena hal ini akan memperburuk situasi kemanusiaan di kawasan tersebut.

Bersama badan-badan PBB dan mitra lainnya, UNHCR terus berupaya memberikan dukungan penyelamatan nyawa bagi masyarakat yang sangat membutuhkan di El Fasher, Darfur, dan seluruh Sudan, meskipun dihadapkan pada situasi keamanan yang sulit dan hambatan birokrasi.

Namun, seluruh mitra kami menghadapi krisis pendanaan yang serius. Permohonan dana bantuan kemanusiaan untuk Sudan tahun 2025, krisis pengungsian terbesar di dunia, baru terpenuhi 27 persen, sementara kebutuhan terus meningkat.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi: