Menghadapi Tantangan dengan Cinta: Rahima dan Karima, Dua Perempuan yang Menjadi Cahaya bagi Lansia
Menghadapi Tantangan dengan Cinta: Rahima dan Karima, Dua Perempuan yang Menjadi Cahaya bagi Lansia
Rahima dan Karima (bukan nama sebenarnya) adalah dua pengungsi perempuan yang telah meninggalkan negara tercinta mereka bertahun-tahun lalu demi mencari kedamaian dan kebebasan yang layak didapatkan oleh setiap wanita dan anak perempuan. Rahima dan keluarganya tiba di Indonesia pada tahun 2014 saat ia masih anak-anak, sedangkan Karima melakukan perjalanan seorang diri dan tiba pada tahun 2017 ketika masih remaja. Dalam semangat merayakan ketangguhan perempuan, simak apa yang mereka sampaikan:
Karima: “Perempuan tidak seharusnya menyerah, perempuan itu kuat, terutama perempuan Afghanistan yang saat ini sedang menghadapi banyak tantangan — mereka adalah pahlawan sejati.”
Rahima: “Saya sangat bangga, bahagia, dan merasa diberkati menjadi seorang perempuan. Perempuan adalah akar kehidupan, tetapi di beberapa tempat di dunia ini, perempuan belum mendapatkan hak penuh yang seharusnya mereka miliki. Tapi itu bukan berarti mereka tidak bisa mendapatkannya — itu hanya berarti mereka harus berjuang untuk itu.”

Kini, setelah tinggal di negeri asing selama bertahun-tahun, keduanya menolak untuk hanya meratapi keterbatasan sebagai pengungsi. Berkat LPK Karya Profesi Utama – Care Giver Indonesia (CGI) yang memberikan kesempatan bagi para pengungsi untuk mendapatkan pelatihan sebagai perawat lansia, Rahima dan Karima memanfaatkan waktu mereka untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat Indonesia dengan merawat para lansia di CGI. Mereka membawa kebahagiaan dan cinta yang tulus dalam setiap interaksi. Mereka melihat sosok ibu dan nenek dalam para lansia yang mereka rawat — dan para lansia melihat jiwa-jiwa pemberani dan penuh kasih dalam diri mereka.

Rahima: “Saya merasa diberdayakan, sekarang saat saya keluar dan melihat orang yang membutuhkan, saya tahu saya bisa membantu mereka dengan keterampilan yang saya pelajari di sini.”
Karima: “Saya sangat peduli pada mereka, mereka seperti keluarga bagi saya. Saya tidak ingin meninggalkan tempat ini, tapi saya tahu waktu kami terbatas. Selama saya di sini, saya ingin memberikan yang terbaik untuk mereka.”
Rahima dan Karima adalah pengingat hidup bahwa kekuatan bisa tumbuh bahkan di tengah kondisi yang paling sulit.
